Friday, January 16, 2015

Prolog








Pic: Pinterest


Saya, Topan Pramukti

Awalnya, saya menganggap hanya cahaya yang bisa mengungkap cerita dan kata lewat sebuah bingkai. Saat itu, kata, sang pelengkap, saya anggap sebagai sebuah penyesat fakta. Kenapa? Karena kata tak punya muka dan mata. Saya bercita untuk hidup dari cahaya, cahaya yang saya rekam dalam emulsi lalu dituangkan dalam karya.

Beberapa waktu lalu, setelah bertahun-tahun menikmati dunia cahaya, saya mulai mengenal dunia kata. Dunia yang sebelumnya sama sekali tak menarik minat saya. Namun, lama kelamaan, saya mulai mencinta si penyesat fakta, kata.

Si penyesat fakta, ternyata mampu memberikan sebuah gambaran luar biasa tentang satu peristiwa. Tak seindah cahaya memang. Tapi, tetap, ia punya cara luar biasa untuk membingkai berbagai makna.

Kata, dengan susunan luar biasa bisa membawa kita kedalam sebuah citra istimewa. Tak seindah cahaya memang, sensasinya berbeda. Ia mampu memerdekakan pikiran. Membawa pemaknaan sesuai cara pandang saya. Yang ini, tak bisa diungkap sang cahaya.

Lalu, jadilah saya, pecinta cahaya yang jatuh cinta pada kata, penyesat fakta yang menjadi satu-satunya cara mengungkap fakta.

1 comment:

  1. cahaya dan kata are 2 deadly combination :)...mari bersenang-senang dengan keduanya...

    ReplyDelete